Disebuah perumahan elit
di jalan panji, terdapat rumah mewah yang dihuni oleh keluarga bahagia yang
sudah dikaruniai anak laki-laki yang masih berumur 4 tahun bernama Revan.
Orangtua Revan, ayahnya(Rizal) bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan
ternama di Jakarta, dan Ibunya(Mutia) sebagai wanita karrier yang sukses dan
sibuk, sehingga sebagai gantinya, Revan sejak kecil dirawat oleh baby sitter.
Sejak
kecil, Revan adalah anak yang sangat penurut, baik kepada Ayah maupun Ibunya.
Walaupun sejak kecil Revan kurang perhatian Ayah dan Ibunya, dia tumbuh sebagai
anak yang baik, layaknya anak seusianya. Ayahnya selalu disibukkan oleh
pekerjaan kantor sehingga ia harus pergi pagi hari dan pulang malam hari ketika
Revan sudah tidur, hingga nyaris tak ada waktu luang untuk berkumpul bersama
Revan kecuali hari minggu. Dan Ibunya pun demikian, sebagai wanita karrier yang
super sibuk, Mutia tidak bisa merawat Revan seagaimana Ibu rumah tangga
semestinya. Tapi semua itu dilakukan untuk masa depan Revan.
Revan
kecil, adalah anak yang baik dan penurut, tapi lama-lama dia jadi berontak.
Pada suatu hari, Revan bangun lebih awal dari Ayah dan Ibunya. Ketika Ibunya
bangun, Revan meminta Ibunya untuk memandikannya, tapi Ibunya menolak dengan
alasan ada urusan kantor dan telat. Tapi Revan maklum dan masih mengerti. Di
hari berikutnya, hal yang sama di pagi hari juga dilakukan oleh Revan, Ia
bangun lebih awal dan meminta mandi dengan Ibunya.
"ma,
mandiin Revan ya?"
"mama
minta maaf ya sayang, mama gak bisa mandiin kamu hari ini, mama ada urusan
kerja sayang"
"tapi,
ma? mama kan gak pernah sekalipun mandiin Revan? mama gak sayang ya sama
Revan?"
"bukan
begitu Revan, mama sayang kok sama Revan. Revan sayang, Revan harus ngerti
mama."
"mama."
"besok
saja ya sayang? "
Dengan
sikap pengertian dan penurutnya, Revan mengerti keadaan Ibunya. Keesokan
harinya, Revan mengulangi perbuatan sebelumnya dengan sengaja bangun lebih awal
dan minta dimandikan oleh Ibunya.
"ma,
Revan minta dimandiin mama.."
"Revan,
mama minta maaf, mama gak bisa mandiin Revan hari ini,, Revan sendiri kan tau
mama sibuk,,,"
"kalau
mama sibuk setiap hari, terus kapan mama bisa mandiin Revan?"
Revan
mulai merengek dan menangis, tapi Ibunya tetap tak bisa memandikan Revan karena
urusan kantor. Ibunya pun tak tega dengan tangisan Revan, tapi apa boleh buat?
Kerja membuatnya tidak bisa merawat anaknya dengan baik.
"ma,
Revan pengen dimandiin mama sekali ini saja"
"Mama
gak bisa sayang..."
"mama,
gak sayang sama Revan, kenapa ma?"
"mama
minta maaf sayang, mandi sama bibi ya?"
"tapi
Revan gak mau, Revan maunya mandi sama mama"
"Revan
jangan nakal dong sayang, mama bener2 gak bisa"
"mama
jahat, Revan benci mama"
Revan
pergi ke kamar dengan menangis karena tidak dimandikan oleh mamanya. Mutia
pergi ke kantor dengan menangis. Tidak seperti biasanya sikap Revan yang minta
dimandikan seperti itu. Apa mungkin memang tidak pernah dimandikan jadi minta
dimandikan?
Di
rumah, dari pagi Revan belum keluar kamar, apalagi sarapan sama makan siang.
Bibi bingung dan langsung mengambil kunci cadangan dan membuka pintu kamar
Revan dan terkejut dengan Revan yang tak sadarkan diri di lantai kamarnya.
"badannya
panas, Revan, bangun sayang"
"Revan
bangun"
Bibi
bingung, dan langsung menelpon Mutia di kantor
"Bu,
Revan pingsan bu, badannya panas"
"kok
bisa bi?"
"ndak
tau bu, Revan sepertinya demam"
"demam?
cepat bawa ke rumah sakit sekarang, nanti saya susul ke rumah sakit"
"baik
bu"
Akhirnya,
Bibi membawa Revan ke rumah sakit. Di rumah sakit, Mutia juga belum datang.
Setelah itu...
"anggota
keluarga pasien...?"
"saya
dok, bagaimana kondisi Revan dok?
"maaf
bu, Revan terkena demam tinggi, dan kondisi dekarang sedang kritis..."
"kritis?"
"ya
bu, saya permisi dulu..."
"baik
dok...."
(dari
dalam ruang pasien)
"dok...dok...pasien..."
..............................................................................................................................
Di
dalam ruang Revan dirawat, kondisinya sangat kritis,. Sampai saat itu pun,
Mutia juga belum datang ke rumah sakit. Bibi terlihat bingung, sambil menunggu
Mutia datang.
(Dokter
yang menangani Revan keluar dari ruang Revan tanpa ekspresi)
"dok,
bagaimana dengan Revan? apa ia baik2 saja?"
"maaf
bu, kami telah berusaha semampu kami, tapi kami berusaha, dan Tuhan yang
menentukan"
"jadi?"
"maaf
bu, saya menyesal mengatakan ini kepada ibu, tapi saya harus mengatakan bahwa
Revan telah meninggalkan kita semua"
"apa
dok?"
(terlihat
Mutia datang dengan ekspresi wajah cemas)
"bi,
Revan mana bi?"
"Revan?"
"iya
Revan!"
(bibi
hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan bibi)
"bi,
Revan kenapa?"
"Revan...
Revan gak ada bu..."
"apa
bi? Revan gak ada?"
"iya
bu..."
"Revan...
Revan.. Revaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn"
..............................................................................................................................
Di
rumah Mutia, terlihat Mutia bersama Rizal menangis menatap mayat Revan. Dan
tiba-tiba Mutia memeluk tubuh Revan yang tak bernyawa.
"Revan,
bangun sayang, Revan jangan tinggalin mama sendirian..."
"ma,
udah ma, Revan biar tenang, ikhlaskan ma..."
"pa,
mama nyesel pa... papa tau apa kata terakhir yang diucapin Revan ke mama?"
"ma..."
"pa,
Revan bilang bahwa Revan benci mama..."
"ma..."
"pa,
mama mau mandiin Revan pa,, Revan, bangun sayang, mama mau mandiin kamu.. Revan
bangun sayang, ayo mama mandiin..."
"ma...
mama jangan gitu dong, kalau mama sedih, Revan disana pasti sedih... sudah
ma..."
"papa
gak tau gimana jadi mama... dari kemaren Revan minta mandiin mama pa, mama
selalu bilang mama gak bisa..."
"ma,..."
"Revan
bangun, mama mandiin kamu, katanya kemaren mau dimandiin? Revan jangan benci
mama sayang.... Revan,, mama sayang kamu... bangun sayang....."
..........................................................................................................................................
NILAI KEHIDUPAN : SESIBUK APAPUN KITA, KITA HARUS TETAP
MEMBERIKAN PERHATIAN DAN KASIH SAYANG KEPADA ORANG TERDEKAT KITA... JANGANLAH
TERLAMBAT MENYADARI BAHWA SESUATU YANG KITA MILIKI ITU SANGATLAH BERHARGA....
by : Afifah_Amalia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar