Kamis, 19 April 2012

Mandiin aku Ma...



                     Disebuah perumahan elit di jalan panji, terdapat rumah mewah yang dihuni oleh keluarga bahagia yang sudah dikaruniai anak laki-laki yang masih berumur 4 tahun bernama Revan. Orangtua Revan, ayahnya(Rizal) bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan ternama di Jakarta, dan Ibunya(Mutia) sebagai wanita karrier yang sukses dan sibuk, sehingga sebagai gantinya, Revan sejak kecil dirawat oleh baby sitter.
                Sejak kecil, Revan adalah anak yang sangat penurut, baik kepada Ayah maupun Ibunya. Walaupun sejak kecil Revan kurang perhatian Ayah dan Ibunya, dia tumbuh sebagai anak yang baik, layaknya anak seusianya. Ayahnya selalu disibukkan oleh pekerjaan kantor sehingga ia harus pergi pagi hari dan pulang malam hari ketika Revan sudah tidur, hingga nyaris tak ada waktu luang untuk berkumpul bersama Revan kecuali hari minggu. Dan Ibunya pun demikian, sebagai wanita karrier yang super sibuk, Mutia tidak bisa merawat Revan seagaimana Ibu rumah tangga semestinya. Tapi semua itu dilakukan untuk masa depan Revan.
                Revan kecil, adalah anak yang baik dan penurut, tapi lama-lama dia jadi berontak. Pada suatu hari, Revan bangun lebih awal dari Ayah dan Ibunya. Ketika Ibunya bangun, Revan meminta Ibunya untuk memandikannya, tapi Ibunya menolak dengan alasan ada urusan kantor dan telat. Tapi Revan maklum dan masih mengerti. Di hari berikutnya, hal yang sama di pagi hari juga dilakukan oleh Revan, Ia bangun lebih awal dan meminta mandi dengan Ibunya.
                "ma, mandiin Revan ya?"
                "mama minta maaf ya sayang, mama gak bisa mandiin kamu hari ini, mama ada urusan kerja sayang"
                "tapi, ma? mama kan gak pernah sekalipun mandiin Revan? mama gak sayang ya sama Revan?"
                "bukan begitu Revan, mama sayang kok sama Revan. Revan sayang, Revan harus ngerti mama."
                "mama."
                "besok saja ya sayang? "
                Dengan sikap pengertian dan penurutnya, Revan mengerti keadaan Ibunya. Keesokan harinya, Revan mengulangi perbuatan sebelumnya dengan sengaja bangun lebih awal dan minta dimandikan oleh Ibunya.
                "ma, Revan minta dimandiin mama.."
                "Revan, mama minta maaf, mama gak bisa mandiin Revan hari ini,, Revan sendiri kan tau mama sibuk,,,"
                "kalau mama sibuk setiap hari, terus kapan mama bisa mandiin Revan?"
                Revan mulai merengek dan menangis, tapi Ibunya tetap tak bisa memandikan Revan karena urusan kantor. Ibunya pun tak tega dengan tangisan Revan, tapi apa boleh buat? Kerja membuatnya tidak bisa merawat anaknya dengan baik.
                "ma, Revan pengen dimandiin mama sekali ini saja"
                "Mama gak bisa sayang..."
                "mama, gak sayang sama Revan, kenapa ma?"
                "mama minta maaf sayang, mandi sama bibi ya?"
                "tapi Revan gak mau, Revan maunya mandi sama mama"
                "Revan jangan nakal dong sayang, mama bener2 gak bisa"
                "mama jahat, Revan benci mama"
                Revan pergi ke kamar dengan menangis karena tidak dimandikan oleh mamanya. Mutia pergi ke kantor dengan menangis. Tidak seperti biasanya sikap Revan yang minta dimandikan seperti itu. Apa mungkin memang tidak pernah dimandikan jadi minta dimandikan?
                Di rumah, dari pagi Revan belum keluar kamar, apalagi sarapan sama makan siang. Bibi bingung dan langsung mengambil kunci cadangan dan membuka pintu kamar Revan dan terkejut dengan Revan yang tak sadarkan diri di lantai kamarnya.
                "badannya panas, Revan, bangun sayang"
                "Revan bangun"
                Bibi bingung, dan langsung menelpon Mutia di kantor
                "Bu, Revan pingsan bu, badannya panas"
                "kok bisa bi?"
                "ndak tau bu, Revan sepertinya demam"
                "demam? cepat bawa ke rumah sakit sekarang, nanti saya susul ke rumah sakit"
                "baik bu"
                Akhirnya, Bibi membawa Revan ke rumah sakit. Di rumah sakit, Mutia juga belum datang. Setelah itu...
                "anggota keluarga pasien...?"
                "saya dok, bagaimana kondisi Revan dok?
                "maaf bu, Revan terkena demam tinggi, dan kondisi dekarang sedang kritis..."              
                "kritis?"
                "ya bu, saya permisi dulu..."
                "baik dok...."
                (dari dalam ruang pasien)
                "dok...dok...pasien..."
                ..............................................................................................................................
                Di dalam ruang Revan dirawat, kondisinya sangat kritis,. Sampai saat itu pun, Mutia juga belum datang ke rumah sakit. Bibi terlihat bingung, sambil menunggu Mutia datang.
                (Dokter yang menangani Revan keluar dari ruang Revan tanpa ekspresi)
                "dok, bagaimana dengan Revan? apa ia baik2 saja?"
                "maaf bu, kami telah berusaha semampu kami, tapi kami berusaha, dan Tuhan yang menentukan"
                "jadi?"
                "maaf bu, saya menyesal mengatakan ini kepada ibu, tapi saya harus mengatakan bahwa Revan telah meninggalkan kita semua"
                "apa dok?"
                (terlihat Mutia datang dengan ekspresi wajah cemas)
                "bi, Revan mana bi?"
                "Revan?"
                "iya Revan!"
                (bibi hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan bibi)
                "bi, Revan kenapa?"
                "Revan... Revan gak ada bu..."
                "apa bi? Revan gak ada?"
                "iya bu..."
                "Revan... Revan.. Revaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn"
                ..............................................................................................................................
                Di rumah Mutia, terlihat Mutia bersama Rizal menangis menatap mayat Revan. Dan tiba-tiba Mutia memeluk tubuh Revan yang tak bernyawa.
                "Revan, bangun sayang, Revan jangan tinggalin mama sendirian..."
                "ma, udah ma, Revan biar tenang, ikhlaskan ma..."
                "pa, mama nyesel pa... papa tau apa kata terakhir yang diucapin Revan ke mama?"
                "ma..."
                "pa, Revan bilang bahwa Revan benci mama..."
                "ma..."
                "pa, mama mau mandiin Revan pa,, Revan, bangun sayang, mama mau mandiin kamu.. Revan bangun sayang, ayo mama mandiin..."
                "ma... mama jangan gitu dong, kalau mama sedih, Revan disana pasti sedih... sudah ma..."
                "papa gak tau gimana jadi mama... dari kemaren Revan minta mandiin mama pa, mama selalu bilang mama gak bisa..."
                "ma,..."
                "Revan bangun, mama mandiin kamu, katanya kemaren mau dimandiin? Revan jangan benci mama sayang.... Revan,, mama sayang kamu... bangun sayang....."
..........................................................................................................................................
NILAI KEHIDUPAN : SESIBUK APAPUN KITA, KITA HARUS TETAP MEMBERIKAN PERHATIAN DAN KASIH SAYANG KEPADA ORANG TERDEKAT KITA... JANGANLAH TERLAMBAT MENYADARI BAHWA SESUATU YANG KITA MILIKI ITU SANGATLAH BERHARGA....


by : Afifah_Amalia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar