Kita pernah dekat, pernah benar-benar sedekat-dekatnya. Bukan
sebagai apapun, sebatas kakak adik. lihatlah, semua itu berlalu dan semuanya
terasa tak berbekas. Hanya karena bercak noda yang kutorehkan. semuanya lenyap,
hilang, engah, tenggelam. ah, apa kamu termasuk orang yang selalu mengingat
kesalahan orang begitu lamanya hingga kamu tidak bisa membuka hatimu dan
melihat aku kembali? Apakah kamu tidak ingat aku dulunya bagaimana? Apakah aku
begitu jahat hingga kamu bersikap seperti itu? Apakah kamu merasa bahwa kamu
bisa bersikap seenaknya hingga kamu harus merasa dendam terhadap aku? Apa artilah
semua yang aku lakukan sebelumnya hingga akhirnya kamu seperti ini? Aku tidak
pernah minta kamu baik sama aku, minta kamu untuk pamrih, minta kamu untuk
blablablabla. Aku hanya minta kamu hargai aku. Bukankah semua manusia pernah
khilaf? Kamu salah, aku marah, tapi sementara bukan? Aku maafin kamu tanpa kamu
minta maaf ke aku? Tapi aku? Mungkin memang kamu sakit hati, tapi bukankah
lebih baik kamu tidak marah yang abadi? Hingga aku merasa kamu bukanlah orang
yang mudah pemarah seperti dulu, kamu bukanlah orang mudah memaafkan seperti
dulu. Tidakkah kamu mengerti, aku benar-benar menyesal dan sudah minta maaf? Kamu
pun pernah buat salah dan berhasil buat aku marah, tapi bukankah itu sudah
berlalu? Tapi kenapa kamu tidak melalukan saja salahku dan kembali dari nol
lagi? Apa kamu terus membiarkan aku terpuruk karena sikapmu? Apa kamu tidak
peka dengan semua yang aku lakukan sebelumnya? Ya, kamu memang penganut berat
ibarat “nila setitik rusak susu sebelanga” tapi juga, apakah kamu tipe orang
yang melupakan kebaikan orang begitu saja? Ah sudahlah.. biarlah, selamat kamu
membuat saya merasa capek, dan akhirnya tak kugubris semua tentangmu. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar