Tidak
ada manusia yang sempurna, hanya ada manusia yang merasa sempurna dan ingin
terlihat sempurna. Ungkapan ini begitu bermakna untuk menyadarkan kita tentang
kekurangan diri. Kelebihan dan kekurangan merupakan dua sisi dalam fitrah
kemanusiaan yang saling melengkapi. Namun, seringkali kita tidak dapat menerima
kekurangan diri sendiri dan tidak mau memahami kekurangan orang lain.
Kekurangan lebih sering diapresiasi dengan perasaan dan pikiran negatif,
sehingga banyak orang yang membenci kekurangan diri dan menganggap kesempurnaan
sebagi faktor mutlak untuk mencapai kebahagiaan.
Menerima
kekurangan, memang tidak mudah. Bagi gue pribadi bahkan lebih mudah
menuliskannya daripada menerapkannya. Akan tetapi, proses belajar itu tidak
boleh berhenti karena tanpa belajar, kita tidak akan tahu dan tidak akan mampu
melakukan, serta mencapai sesuatu. Belajar merupakan proses berupaya untuk
dapat memahami dan menerima, termasuk belajar menerima kekurangan diri. Lalu
bagaimana caranya? Gue pun masih harus belajar dan mencoba berbagi lewat
tulisan ini.
Kelebihan
merupakan anugerah yang akan mengisi dan melengkapi kekurangan. Bermusahabah
akan senantiasa menumbuhkan kesadaran diri bahwa sejak awal terlahir pun kita
tidak memiliki apa-apa. "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibu-mu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu-pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur" (An-Nahl:78). Ayat ini
mengingatkan kita bahwa kekurangan dan kelebihan patut kita syukuri. Bersyukur
atas keadaan yang kita terima merupakan langkah utama untuk belajar menerima
diri secara utuh. Tanpa mensyukuri dan menyadari kekurangan diri, kita tiddak
akan benar-benar mengerti kelebihan diri. Allah SWT menciptakan kekurangan agar
kita selalu introspeksi, tidak takabur dan menyombongkan diri karena hanya Yang
Maha Sempurna yang berhak memiliki segalanya.
Dalam
syukur itu ada kesabaran. Untuk bisa menerima kekurangan, perlu kesabaran dan
pengertian. Kesabaran berarti ketulusan dalam berupaya dan berserah diri. Kita
dan orang-orang yang kita sayangi tidak selalu bisa sejalan dengan keinginan dan
tidak selalu bisa ditutupi dengan terus menonjolkan kelebihan diri. Kita
terbatas dalam kemampuan dan tiada batas dalam keinginan, sehingga diperlukan
pengertian dan kesabaran untuk memahami semua itu. Kita berhak untuk berubah,
serta memperbaiki kekurangan diri sendiri dan orang lain, tetapi kita juga
harus ingat untuk memaksimalkan kelebihan yang kita punya. Jangan kita lupa
bahwa kita punya keistimewaan yang berguna. Pengertian berarti kita menerima
apa adanya, kelebihan dan kekurangan diri kita dan orang lain tanpa memaksakan
kehendak untuk mengubahnya, apalagi demi orang yang tidak mau belajar menerima
kekurangan diri kita.
Pengertian
akan tumbuh sejalan dengan rasa menghargai. Menghargai diri sendiri dan orang
lain merupakan pengakuan bahwa ada sisi kelebihan yang bisa kita manfaatkan
untuk membuat diri kita berguna, serta masih banyak orang lain yang melebihi
kita dalam segala hal. Penghargaan yang tulus merupakan wujud penerimaan dan
syukur atas apapun keadaan diri, sehingga kita dapat bersikap bijaksana, tidak
merasa inferior dengan kekurangan diri, tidak underestimate terhadap kekurangan
orang lain dan tidak dengki atas kelebihan orang lain.
Pengertian
dan penghargaan kita atas diri sendiri dan orang lain bisa membuat kita
menyadari hakikat kemanusiaan kita yakni selalu membutuhkan orang lain. Sebagai
makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari kebutuhan berinteraksi dan
berelasi dengan orang lain di sekeliling kita. Hidup itu untuk saling mengisi
dan melengkapi karena kita tidak akan mampu hidup sendiri. Kekurangan yang kita
miliki bisa dilengkapi dengan kelebihan orang lain, dan kelebihan yang kita
punya dapat mengisi kekurangan orang lain. Dalam hubungan dengan pasangan,
sahabat, kerabat, kesadaran akan saling membutuhkan ini merupakan energi untuk
memahami dan menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jika
kita renungi dan kita hayati, kekurangan diri merupakan alarm hati yang akan
mengingatkan kita akan kematian. Dengan mengingat kematian, kita dapat
membangkitkan kesadaran bahwa semua makhluk akan binasa, sehingga tidak hanya
kekurangan yang melekat pada diri kita, tetapi kehancuran yang pasti suatu saat
nanti.
Bagi
gue sendiri, semuanya butuh proses dan keteguhan hati untuk terus berupaya.
Hanya orang yang mau menyadari dan mau berproses yang akan mendapatkan
pembelajaran tentang banyak hal, bahkan keberhasilan dan kemanfaatan. Belajar
menerima kekurangan diri dapat kita jadikan bagian dari manajemen hidup kita,
sekaligus proses belajar memanusiakan diri kita. Semoga,,
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar